WELCOME ON MY BLOG

Semoga blog ini dapat membantu dan bermanfaat bagi Anda,
jika ada hal-hal atau pengetahuan yang baru saya akan menerbitkannya

Selasa, 14 Desember 2010

CERPEN "DEWA CINTAKU"

Di tengah taman sekolah, Geia duduk sendirian. Tiba-tiba “ DDDOOORRR….” Suara dari belakang yang mengagetkan Geia.
“ Siang bolong gini masih ada aja cewek cantik yang melamun sendirian ??? Kalau kesamber petir ru kapok loe!!!!!! “ sindir Cindy yang tiba-tiba menganggu lamunan Geia dari belakang.
“ Ah loe Cin!!! Bisa gak sich loe gak ganggu gue sedetik ? “
“ Idiiiihh gitu aja marah. Cepet tua loe !!! emang loe mikirin apa sich ? serius amat. “ Tanya Cindy seraya duduk di samping Geia.
“ Gue bingung nich, bentar lagi kan liburan, tapi sampai saat ini gue belom ada planning mo liburan kemana. Padahal gue pengen bikin liburan ini menjadi liburan yang paling berkesan buat gue. Lagipula udah seminggu gue suntuk mikirin ujian plus ngerjain tugas-tugas yang numpuk segunung.”
“ Jadi loe mau bikin liburan ini paling berkesan ? kapan-kapan gue ajak loe ke sawah nenek gue yang aja di Jogja, lalu gue jeburin loe ke empang. Itu khan pengalaman yang paling mengesankan selama hidup loe, bisa mandi di empang. hahahahaha…..” Sindir Cindy.
“ Jangan ngaco dech loe !!! enak aja !!! emang gue ikan pakai dijeburin di empang segala ?” jawab Geia dengan sinis.
“ Kali aja loe jelmaan ikan duyung yang nyasar di empang nenek gue !!” teriak Cindy sambil berlari menuju ke kelasnya.
“ Hai jangan kabur!!!! Gue jitak loe nanti.”



Di kelas XI IPA 2 suasananya seperti pasar karena jam pelajaran lagi kosong. Ada yang tertawa terbahak-bahak melihat salah satu cowok yang jatuh terpeleset kulit pisang, ada yang bersorak dan bertepuk tangan melihat anak yang menari breckdance di depan kelas, ada yang nyanyi-nyanyi gak karuan layaknya nyanyi di kamar mandi, ada yang lagi mojok berdua di sudut kiri kelas sambil bermesraan, sedangkan di pojok kanan kelas ada Geia dan Cindy yang asyik maen HP.
“ Gei, gue boleh tanya gak ?”
“ Ya tanya aja, asal pertanyaanmu itu gak yang aneh-aneh aja pasti gue jawab.”
“ Gue heran setiap hari loe dikerubungi cowok-cowok cakep and tajir, tapi sampai sekarang loe masih aja ngejomblo ?” Tanya Cindy penasaran.
“ Nggak ah, lagipula semua cowok itu gak ada yang masuk kriteria cowok idama gue.”
“ Emang cowok idaman loe itu kayak apaan sich?”
“ Kriteria cowok idaman gue itu mandiri, setia, pengertian, gak sombong akan kekayaan yang dimiliki ortunya dan yang paling penting dia punya hobi sama kayak gue, yaitu pinter nglukis.”
“ Wah wah wah….tapi menurut gue cowok yang loe pengenin itu sudah mau punah di jaman seperti ini. Mungkin aja kalau ada pasti cowok itu adalah salah satu dewa yang turun ke bumi.” Ledek Cindy.
“ Cindy……udah dech jangan ngeledek gue lagi!!!!!!!!” teriak Geia.
Keadaan kelas yang tadinya ramai seketika menjadi berubah sunyi senyap seperti kuburan setelah mendengar teriakan Geia yang mengguncang kelas itu.
“ Iya…iya….jangan teriak dong! Gue gak tuli, TAHU!!!!



Tepat jam 10 malam, setelah menyelesaikan lukisan sunsetnya, Geia langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Dibenaknya dia berpikir tentang cowok yang dia idamkan, yang bisa membuat dia nyaman dan melindunginya. Dalam lamunannya tak terasa Geia memejamkan matanya dan tertidur.
Kring…kring…kring…
“ Halo…”
“ Gei nich gue.” Terdengar suara Cindy
“ Ada apa Cin ?”
“ Gue mau ngajak loe liburan ke vila milik bokap gue di Bali. Loe mau kagak ?”
“ Otomatis mau donk. Kapan Cin kita berangkatnya ?” Tanya Geia penuh rasa penasaran.
“ Besok pagi kita berangkat, jadi malam ini kamu siap-siap dulu gih!”
“ Kita berangkat sama ortumu ? ”
“ Bokap nyokap gue lagi sibuk kerja.”
“ Berarti cuma kita berdua ?”
“ Iya, udah dulu ya, gue juga mo siap-siap dulu. Jangan lupa besok jam 9 gue jemput di rumah loe and gue gak mau nunggu loe lama-lama.”
“ Iya-iya temen gue yang paling cantik dan baik hati.”
“ Hurf….dasar perayu loe”
“Ha…ha…ha…”
“Bye…bye…”
Tit…tit…tit…


Di rumah Geia.
Ting…tong…ting…tong….
Krekkkkkkkkk…
“ Siang Om dan Tante.” Sapa Cindy dengan ramah.
“ Iya Cin, Geia udah siap-siap kok. Tunggu bentar ya, pasti dia turun.”
“ Halo cinta!!!! Aku dah siap nich tuk berangkat ke bali.”
“ Halah dasar loe Gei, kalau lagi ada maunya aja gue di panggil-panggil cinta, tapi kalau lagi keluar sewotnya pasti ngomongnya pakai teriak-teriak.”
“ Ya gak lagi dech Cin, maaf maaf.”
“ Udah-udah kalian ini lho kalau ketemu sukanya berantem terus. Kalian jadi berangkat ?” kata mama Geia mencoba menengahi mereka berdua.
“ Iya-iya mamaku yang cantik, kita kan bersahabat jadi gak bakal lah kita berantem terus. Ya udah, Geia pamit dulu ya mama papa.” Pamit Geia sambil mencium tangan mama papanya.
“ Hati-hati ya Gei, kalau sudah sampai Bali jangan lupa beri tahu mama papa ya!”
“ Iya ma… I love U mama.”
“ Om Tante, Cindy pamit dulu ya.”
“ Iya.”. mama papa Geia mengantar di depan rumah hingga Cindy dan Geia memasuki mobil.


Perjalanan mereka berakhir disebuah vila dengan udaranya sejuk dan damai. Setelah memasukkan koper mereka ke kamar, Geia membuka tirai kamarnya dan dia terkagum melihat indahnya pantai Sanur dari balik jendela.
“ Gei yuk kita jalan-jalan ke pantai.” Ajak Cindy.
“ Ide bagus Cin.”
Udara sepanjang jalan ke pantai sangat sejuk. Terpaan angin dan birunya pantai membuat tambah semangat untuk berlarian dan bermain ombak-ombak kecil di Sanur. Saat mengejar Cindy, tiba-tiba kaki Geia tersandung dan terjatuh. Disaat Geia mencoba untuk berdiri, ada uluran tangan seorang cowok yang bermaksud untuk menbantunya.
“ Makasih ya sudah menolongku.”
“ Sama-sama. Kamu baik-baik saja khan?” tanya cowok tampan itu.
“ Kaki kanan gue cuma terkilir.” Tetapi saat Geia mencoba untuk berjalan dia kesakitan, hingga akhirnya cowok itu memapahnya ke tempat yang lebih aman.
“ Sekali lagi makasih ya. Oh iya nama kamu sapa ? “
“ Kenalin namaku Dewa.”
“ Gue Geia.” Tangan mereka saling berjabatan dan mata mereka saling bertatapan. Suasana menjadi hening.
“ Ehem..ehem…Gei loe gak apa-apa?” Tanya Cindy yang memecahkan suasana yang hening.
“ Nich gara-gara ngejar loe, gue kesandung.” Keluh Geia sambil memegangi kakinya yang sakit.
“ Ya maaf-maaf Gei, lebih baik sekarang kita pulang untuk mengobati kakimu yang berdarah itu.”
“ Biar saya bantu untuk memapah Geia ya.” Pinta Dewa
“ Boleh, sekarang kita bawa Geia ke vila.”
Setelah mereka sampai di depan vila, Dewa berpamitan untuk pulang.



Malam ini Cindy mengajak Geia melihat pameran lukisan di salah satu gallery, saat memasuki ruangan, suara alunan musik tradisional dan dekorasi yang klasik menyambut langkah mereka. Disalah satu sudut ruangan Geia berdiri terpaku melihat sebuah lukisan sunset.
“ Kamu suka dengan lukisan itu ? “ Terdengar suara seseorang bertanya kepada Geia dari belakang.
Tanpa berfikir panjang Geia langsung menjawab, “ Iya, gue suka banget dengan perpaduan warna dan pemandangan di lukisan ini.” Setelah sadar Geia langsung menoleh ke belakang. Senyum manis di wajah cowok itu mengingatkan Geia dengan seseorang yang menolongnya di pantai Sanur tadi sore.
“ Lho Dewa kan ?”
“ Daya ingatmu masih tajam juga ya ?”
“ Ya iya lah, gue kan punya utang budi sama loe, jadi gue kagak pernah lupa.”
“ Aku lihatin dari tadi, kamu sepertinya tertarik dengan lukisanku.”
“ Oh jadi lukisan ini loe yang bikin ?”
“ Iya, gak percaya ya ? emang tampangku ini gak seperti seniman ya ?”
“ Kagak, loe itu masih muda dan gue rasa tampang loe itu lebih miring cowok di coverboy.” Puji Geia.
Saat itu juga mereka asyik ngobrol sambil melihat-lihat lukisan Dewa yang lainnya, baru bertemu Geia sudah merasa nyambung dan tertarik dengan kepawaian Dewa dalam menggoreskan tinta di kanvasnya. Dan tak terasa jarum jam menunjuk angka 10.
“ Gei, udah belum ngobrolnya ? udah malam nich, gue dah capek keliling-keliling melihat seisi gallery ini.” Tanya Cindy dari arah seberang.
“ Iya Cin.” Lalu Dewa mengantar Geia dan Cindy ke tempat parkir mobil.
“ Wa gue pulang dulu ya, makasih dah nemenin gue.” Pamit Geia.
“ Gei boleh gak aku minta no HP kamu ? lain kali akan aku tunjukin lukisanku yang lain bila ada kesempatan.”
“ Boleh kok wa, lagipula gue seneng bisa kenal sama loe.” Seketika Geia memberikan no HPnya.
“ Makasih yan Gei, sampai ketemu lagi.”
Hingga akhirnya mobil Cindy pergi meninggalkan tempat parkir.


“ Cin, semalam gue mimpi dewa. Terus gue selalu ingat dia terus padahal gue kan ru kenal dia dan anehnya lagi saat kemarin ngobrol sama Dewa ada yang beda ?” curhat Geia kepada Cindy sambil melihat pemandangan di pagi hari dari balik jendela kamar mereka.
“ Aneh gimana ?”
“ Waktu ngobrol sama Dewa, rasanya beda saat gue ngobrol dengan cowok lain.”
“ Wah hati-hati nich Gei, bisa-bisa tumbuh benih cinta yang akan bersemi.”
“ Jangan bercanda dech loe!! Gue serius Cin.”
“ Sumpah, kali ini gue gak bercanda. Kayaknya Dewa itu cowok yang baik lagipula dia juga tampan.”
“ Iya sich.”
Kring…kring…terdengar suara HP Geia bunyi,
“ Tuh HP loe bunyi, cepet angkat!! Sapa tahu itu dari cowok pangeran cinta loe.”
“ Ngaco loe.” Langsung saja Geia mengangkat HPnya.
“ Halo…selamat sore.”
“ Sore, apa benar saya berbicara dengan nona Geia ?”
“ Benar, tapi ini siapa ya ?”
“ Aku Dewa.”
“ Oh Dewa, ada apa wa ?”
“ Gei saat ini kamu ada acara gak ?”
“ Sepertinya gak ada, emangnya ada apa wa ?”
“ Aku mau ngajak kamu keliling-keliling Bali.”
“ Apa, loe mau ngajak gue keliling-keliling Bali ? Gue kan ru kenal loe wa.”
“ Tenang, aku gak akan ngapa-ngapain kamu kok. Aku jamin kalau udah selesai aku akan kembalikan kamu dalam keadaan selamat seperti aslinya.”
“ Em…gimana ya…?”
“ Sekarang gue udah ada di depan vila kamu.” Sambil menutup teleponya Geia langsung membuka pintu dan melihat Dewa sudah berada di depan pintu.
“ Apakah kamu mau jalan sama aku ?” ajak Dewa
“ Pergi aja Gei, lagipula loe kan pengen liburanmu ini berkesan kan ?” sela Cindy dari belakang Geia.
“ Gak apa-apa nich Cin ?” tanya Geia
“ Udah nyantai aja kali Gei dan pesen gue buat Dewa, loe mesti jagain temen gue ini, kalau ada yang licet sedikitpun loe akan gue bunuh. Hahahaha…..” canda Cindy.
Geia dan Dewa pamit untuk pergi jalan-jalan.



Dewa mengajak Geia jalan-jalan ke tanah lot, GWK, sukowati, hingga senja tiba akhirnya Dewa mengajak Geia ke pantai Kute. Dewa memarkirkan mobilnya, Dewa menutup mata Geia dan menggandengnya ke tepi pantai, lalu setelah membuka matanya, Geia terkejut melihat sebuah lukisan dimana terdapat seorang cewek yang berdiri di tepi pantai sambil melihat sunset.
“ Kamu suka kan dengan lukisan itu ?”
“ Bagus sekali wa.”
“ Aku sengaja membuatkan ini untuk kamu karena setiap saat aku selalu terbayang-bayang wajahmu, selain itu kamu juga suka dengan sunset kan? Hingga akhirnya aku berinisiatif untuk mengajakmu melihat indahnya sunset Kute sambil memperlihatkan lukisan ini ke kamu Gei.” Dewa memegang kedua tangan Geia dan kedua mata mereka saling berpandangan.
“ Gei kamu selalu ada di pikiranku sejak pertama aku bertemu denganmu dan sekarang kamu berdiri nyata di hadapanku. Gei maukah kamu mengisi relung hatiku yang kosong ini ?” pinta Dewa sambil mencium tangan Geia, dengan hati berdebar-debar. Geia terkejut mendengar itu. Sore itu pemandangan sunset sangat indah dengan hembusan angin sepoi-sepoi menjadikan suasana semakin romantis.
“ Gue…gue…” jawab Geia dengan nada berat.
“ Gue apa Gei ?” tanya Dewa penuh rasa penasaran.
“ Gue…gue…gak bisa nolak loe wa, gue juga sayang sama loe.” Jawab Geia dengan gerogi dan rasa malu yang membuat pipi Geia semakin merah.
“ Gei kamu anak yang manis, gak salah kalau aku milih kamu.”
“ Wa sejak kita ngobrol, gue udah merasa nyambung dan nyaman.”
Dewa memeluk Geia sambil mencium keningnya.
“ Gei aku sayang banget sama kamu, aku akan selalu menjaga dan melindungimu. Kamu akan selalu ada di hatiku.” Mendengar itu Geia seakan melayang.
KKKRRRIIIINGGG……..KKKRRRIIINGGGG………….
Gubrak….Geia terjatuh dari tempat tidurnya, dia terbangun dari mimpinya setelah mendengar suara alarmnya.
“ Hurf…ternyata dewa cintaku hanyalah sebuah mimpi, gue piker semua ini nyata.” Keluh Geia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar